Dalam kondisi chaos itu, rupanya mahasiswa sangat jeli. Tampaknya, mereka menghindari dijadikan
kambing-hitam. Karena hari itu, dan besoknya, tidak ada demonstrasi mahasiswa yang keluar dari
kampusnya. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang sebelumnya tidak biasa ikut demonstrasi, diminta
pimpinan fakultasnya untuk tidak pulang dari kampus daripada terjebak di jalan yang penuh kerumunan.
Situasi ini memaksa HM Soeharto pulang lebih cepat dari jadual kunjungan di Mesir. Sebelum pulang,
beredar isu bahwa ia akan dihadang oleh mahasiswa. Tampaknya ada pihak yang berkeinginan agar Pak
Harto jangan pulang. Tapi Pak Harto tetap pulang. Dan, memang tidak terjadi penghadangan seperti
diisukan sebelumnya.
Sebelum pulang, di hadapan warga Indonesia di Mesir, Pak Harto menyatakan bersedia mundur jika rakyat
menghendakinya. Saat itu, ia menegaskan tidak akan menggunakan kekuatan bersenjata melawan
mahasiswa dan kehendak rakyat.
Setiba di Jakarta, HM Soeharto kemudian mengundang beberapa tokoh masyarakat, di antaranya
Abdurrahman Wahid dan Nurcholis Madjid, tanpa Amien Rais dan Adi Sasono, untuk membicarakan
pembentukan Komite Reformasi. Ia juga berencana merombak kabinetnya menjadi Kabinet Reformasi. Pak
Harto menawarkan reformasi secara gradual untuk mencegah terjadinya keguncangan.
Mau Ebook ini?
download disini!!!
0 komentar:
Posting Komentar