Jumat, 30 Juli 2010

Ebook "Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah"


Pada tahun 1933 di kota Lahore India, terjadi huru-hara. Pada mulanya para Ulama bersama-sama kaum muslimin yang dikenal dengan sebutan - Golongan Ahrar - mengajukan appeal pada Pemerintah agar aliran Qadiani atau yang lebih dikenal dengan nama: AHMADIYAH, dinyatakan sebagai aliran non­Islam. Mereka juga minta agar Sir Zafrullah Khan, seorang tokoh dari kelompok Ahmadiyah, dipecat dari kabinet India.1

Zafrullah Khan di samping seorang negarawan terkenal, juga seorang diantara tokoh-tokoh Salvation Army Ahmadiyah yang giat menyusun keku­atan di atas terutama mempengaruhi kalangan pemerintahan maupun militer.

Kepala pemerintahan daerah Punjab barat, tuan Mumtaz Daultana, eng­gan sekali untuk turun tangan serta mengambil sikap bertolak belakang dengan keinginan para Ulama; Ia merasa akan mengakibatkan timbulnya kekeruhan dalam suasana politik di negerinya.2

Bagaimanapun juga pada akhirnya pertemuan dengan mereka tidak bisa dielakkan lagi. Dalam suatu perundingan yang lama, antara para ulama dengan perdana menteri Nazimuddin serta tuan Mumtaz Daultana, tokoh-tokoh dari pemerintahan India ini ternyata bersikap kaku, lamban bahkan menolak untuk mempertimbangkan tuntutan mereka itu.

Suasana hangat dalam pertemuan itu, kiranya telah menembus ke luar gedung meliputi massa kaum Muslimin yang sedang menunggu hasil­hasilnya. Kegelisahan pada mereka telah merata, kesabaran telah lenyap, dan tanpa menanti lebih lama lagi, mereka mulai bergerak turun ke jalan-jalan mengadakan demonstrasi. Kemarahan dan emosi membawa mereka, bagaikan arus yang menyisihkan setiap rintangan di depan bahkan kekerasanpun terjadi di sana-sini.3

Pemerintah cepat-cepat turun tangan. Melalui campur tangan militer, keadaan yang penuh ketegangan itu berubah menjadi keadaan yang mencekam dada, pekik dan tangis terdengar, ketakutan tampak pada wajah-wajah mereka. Suatu peristiwa yang sulit untuk dilupakan, telah terjadi di tempat berkumpulnya kaum Muslimin itu. Pada suatu ketika, sebuah jeep dengan kecepatan yang luar biasa mendadak muncul menerjang ke arah kelompok­kelompok massa kaum Muslimin, sambil melepaskan tembakan-tembakan membabi buta. Maka jatuhlah korban yang tidak sedikit jumlahnya.

Seorang Ahmadiyah yang fanatik berkata, bahwa "peristiwa jeep" itu adalah suatu mu'jizat, dan para penembak didalamnya tidak lain adalah Malaikat­malaikat Tuhan yang dikirim untuk menolong Ahmadiyah.4

Suatu kenyataan yang jelas ialah, bahwa pemerintah dalam bertindak telah berdiri berat sebelah. Dalam suatu laporan tertulis yang disampaikan oleh hakim-hakim Mohammad Munir dan M.R. Kayani, dimana kedua orang tersebut menghakimi seluruh sidang-sidang perkara Ahrar, ternyata isi laporan mereka itu sangat kabur serta merugikan para Ulama. Naseem Saifi, seorang tokoh Ahmadiyah kelahiran Qadian, mengutip isi laporan tersebut, sebagai berikut:

"Jelas sudah, bila pemimpin-pemimpin Ahrar itu mengetengahkan pada publik hanya soal-soal perbedaan dalam Agama, maka suguhan mereka itu tidak aka berpengaruh apa-apa. Akan tetapi bila pada mereka diissuekan bahwa Ahmadiyah  menghina Nabi Muhammad dengan cara mengumumkan kenabian baru sesudah kenabian akhir Muhammad s.a.w. bahkan nabi baru itu jauh lebih  mulya. Maka disinilah jebakan pemimp-pemimpin Ahrar itu mengenai sasarannya dengan tepat. Ummat Muslimin akan tergugah, terkejut, bahkan murka mendengar pidato-pidato semacam itu."5
 

Sesudah laporan Munir dan Kayani tersebut, datang lagi laporan dari Badan Penyelidik Kejahatan Pemerintah, yang nadanya lebih keras serta memberatkan pemimpin Ahrar. Ahmadiyah mengutip isi laporan tersebut:
 

"Sesungguhnya para pemimpin Ahrar itu tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya telah bermain api. Mereka sedang membangkitkan kemarahan di kalangan ummat Islam sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya korban-korban jiwa,  kerusakan-kerusakan, penghinaan dan lain­lain tidak dapat dielakkan lagi. Suatu tindakan keras harus segera diambil! "6
 

Demikianlah tindakan tangan besi pemerintah telah merenggut jiwa kaum Muslimin tidak sedikit. Sungguh patut disesalkan bahwa telah terjadi peristiwa tragis semacam itu; padahal benih-benih yang menyebabkan timbulnya api kemarahan ummat yang sekaligus telah merenggut jiwa mereka yang tidak sedikit itu, masih tetap bercokol.
Sudah selayaknya bila pemerintah India pada waktu itu menelaah jauh­jauh sebelumnya sebab-sebab dari timbulnya kemarahan kaum Muslimin. Bahwasanya apa yang telah diucapkan oleh pemimpin-pemimpin Ahrar
itu, tidak semuanya fitnah semata-mata. Munculnya nabi baru sesudah kenabian akhir Muhammad s.a.w., memang telah dipropagandakan oleh Ahmadiyah, dimana Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah itu sendiri yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru di kalangan ummat Islam. Justru inilah, nabi baru itu, benih diantara benih-benih yang ditanam Ahmadiyah, yang telah menimbulkan kemurkaan ummat mencapai puncaknya.

Unduh EBOOK Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kayaknya klo digabung dengan blog saya bagus pak, kerjasama gimana? cek http://perpustakaan.tk

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Download Buku GRATIS

Blog Archive

info

"Mengapa file ebook yang Anda download rusak dan tidak bisa di buka?"
Hal tersebut dikarenakan proses pendownloadan file yang belum sempurna, bisa di akibatkan karena file sedang di download oleh banyak orang, hosting tempat file tersebut yang sedang tidak stabil atau bahkan karena faktor koneksi internet anda yang sedang kurang mendukung

"Solusinya?"
Coba ulangi proses pendownloadan file selama beberapa kali, gunakan link download alternatif bila ada, atau jika masih tetap sulit juga, silahkan downlaod file tersebut di lain waktu

blog ini sangat jauh dari sempurna.. saya mohon maaf jika ada postingan [terutama postingan lama] yg link downloadnya sudah mati .. mohon maaf saya tidak bisa mengecek satu demi satu apakah link downloadnya masih bekerja atau tidak... dan trima kasih atas beberapa komentar yg positif tentang blog ini..